Scroll untuk baca artikel
Berita

Terjadinya Viral di Group Facebook Par Silakkidir Do Au Terkait Alsintan, Babinsa, Tokoh Masyarakat, Aparat Nagori dan Media Turun Gunung. Begini Hasilnya…. !!!☝☝☝

508
×

Terjadinya Viral di Group Facebook Par Silakkidir Do Au Terkait Alsintan, Babinsa, Tokoh Masyarakat, Aparat Nagori dan Media Turun Gunung. Begini Hasilnya…. !!!☝☝☝

Sebarkan artikel ini

serangnews.com – SIMALUNGUN
Dugaan penggelapan alat pertanian berupa traktor Jondeer oleh Pangulu Nagori Silakkidir, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Isu ini mencuat di grup Facebook Par Silakkidir Do AU dan memicu reaksi dari berbagai pihak.

 

 

Menyikapi isu tersebut, Media serangnews.com Babinsa bersama tokoh masyarakat, perangkat nagori, dan kepala dusun (gamot) turun langsung ke lapangan untuk meninjau kondisi alat bantu pertanian tersebut yang disebut-sebut sebagai bantuan tahun 2015.

Saat peninjauan di kediaman Pangulu Heplin Marpaung di Huta III Silakkidir Atas, terlihat satu unit traktor Jondeer masih terparkir di depan rumahnya.

Peninjauan dilanjutkan ke rumah bermarga Nainggolan di Huta III Silakkidir, yang juga merupakan penerima bantuan. Namun, traktor bantuan tidak ditemukan di lokasi. Pihak keluarga menyebut bahwa alat tersebut sedang disewakan ke wilayah Serdang Bedagai.

> “Traktornya kami kontrakkan selama satu tahun ke Serdang Bedagai, Pak. Suami saya yang sedang sakit dan harus cuci darah, tidak mampu mengurusnya,” ujar Boru Purba, istri penerima bantuan.

 

Sementara itu, di kediaman Ketua Kelompok Tani (Koptan) David Ambarita di Huta II, terlihat satu unit traktor Jondeer berada dalam kondisi tidak digunakan dan terparkir di salah satu gudang miliknya.

Hal berbeda diungkapkan oleh Liber Sirait, bendahara Kelompok Tani Abadi di Huta Siranggigit. Ia mengaku traktor yang dikelola kelompoknya telah disewakan ke daerah Porsea karena dinilai tidak cocok digunakan di wilayah persawahan Nagori Silakkidir.

> “Jondeer itu kami kontrakkan selama satu tahun ke Porsea. Di sini, traktor itu tidak layak digunakan di sawah karena hanya bisa digunakan di dataran, bukan sawah berlumpur seperti di kampung ini,” jelasnya.

 

Menanggapi temuan di lapangan, Babinsa Serka S. Damanik dan Serka SM. Purba menyatakan bahwa hanya dua dari empat penerima bantuan yang dapat menunjukkan keberadaan alat tersebut.

> “Dari hasil peninjauan, hanya dua unit traktor yang bisa kami lihat langsung. Dua lainnya tidak ada di lokasi. Kami menduga traktor tersebut disewakan di luar daerah. Kami minta kelompok tani agar menggunakan bantuan sesuai aturan dan tujuan pemberian,” tegas Serka S. Damanik.

 

Sementara itu, Pangulu Heplin Marpaung membantah keras tudingan yang diarahkan kepadanya. Ia merasa telah difitnah melalui media sosial tanpa adanya klarifikasi atau konfirmasi langsung.

> “Saya terus difitnah dan diberitakan sembarangan di media sosial tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Saya akan mengambil langkah hukum dalam waktu dekat,” ujar Heplin tegas.(RG)

banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *